USAKNYA AMAL DAN BAROKAHNYA HARTA SEBAB RIBA

Riba tidak halal dalam syari’at agama sejak sebelum Rasulullah Muhammad SAW di utus oleh Allah. Umat Yahudi, dan Nasrani pun dilarang melakukan transaksi Riba. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Bani Israel (umat Nabi Musa A.S) melakukan riba dan Allah telah melarang mereka melakukan riba. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 161.

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْنُهُوا عَنْهُ وَاَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِيْنَ

مِنْهُمْ عَذَابًا َلِيْمًا

سوراة النسء : ١٦١

Dan karena mereka mengambil riba padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta manusia dengan cara batil (tidak sesuai syariat agama), dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir diantara mereka siksaan yang pedih.

Harta Pelaku Transaksi Riba akan Rusak dan Hilang Barakahnya

Orang yang makan riba hartanya rusak atau binasa atau hilang barakahnya sehingga dia tidak bisa bersenang-senang dengan harta itu dan tidak bisa memanfaatkannya sampai anak turun sesudahnya. Allah berfirman:

يَمْحَقُ اللّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي اصَّدَقَاتِ وَ اللُّٰ يُحِبُّ كُلّ كَفَّارٍ أَثِيْمٍ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”

وَالْمُرَادُ الهَلاَكُ وَالاِسْتِئْصَالُ، وَقِيْلَ : ذَهَابُ الْبَرَكَةِ وَالاِسْتِمِتَاعِ حَتَّى لاَ يَنْتَفِعَ بِهِ، وَلاَ وَلَدَُهُ بَعْدَهُ

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah kerusakan dan kebinasaan riba dan dikatakan pula maknanya: Hilang barakahnya dan hilangnya bisa bersenang-senang dengannya, sehingga dia tidak bisa mengambil manfaat dan juga anak-anaknya sesudahnya.

Ayat di atas menegaskan bahwa pelaku transaksi riba, hartanya akan rusak di dunia, hilang barokahnya.

LDII Membantu Menyediakan 12 Ribu Botol Air Mineral guna Memperingati Harlah 1 Abad NU

Sidoarjo – Sebanyak 12 ribu botol air mineral merk Tras dibagikan untuk para peserta kegiatan Resepsi Puncak Acara Harlah 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama) pada hari Selasa (7/2). Bantuan air mineral tersebut dibagikan oleh 150 relawan Pemuda LDII Jawa Timur yang disebar 5 titik di sepanjang jalan menuju Stadion Gelora Delta Sidoarjo, tempat berlangsungnya kegiatan.

Kordinator Pemuda LDII Jatim, Yerik Sahuri mengatakan, bantuan tersebut merupakan bagian dari peran kecil LDII membantu suksesnya kegiatan Harlah 1 Abad NU. Menurutnya, bantuan itu juga wujud LDII mensyukuri terselenggaranya kegiatan akbar tersebut.

“Karena kegiatan ini skalanya nasional, tentu dari Pemuda LDII Jatim bergerak membantu kegiatan ini dengan menyalurkan air mineral. Selain itu, kami juga bergerak untuk memungut dan mengambil sampah di sepanjang jalan menuju tempat berlangsungnya kegiatan,” ujar Yerik.

Pembakaran Kitab Suci Bukan Adab Manusia Modern dan Bisa Memicu Kehancuran Peradaban

0

Jakarta (25/1). Pembakaran Alquran di Swedia dan Belanda memicu reaksi keras dari dunia Islam. Para tokoh ormas Islam mengkritik keras perihal kebebasan berekspresi yang kebablasan itu, dan mengingatkan aksi tersebut sebagai kebebasan yang tidak menghargai orang lain dan memicu Islamofobia.

“Kami bersama ormas-ormas Islam lainnya mengutuk aksi itu. Demokrasi memang ditandai dengan kebebasan berekspresi, tapi ada batasan yang disepakati tidak boleh dilanggar, yakni Hak Asasi Manusia (HAM). Kebebasan beragama merupakan hak paling hakiki dan prinsipil,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

KH Chriswanto menegaskan, bahkan Islam mengajarkan larangan menghina Tuhan agama lain. Pesan tersebut, menurutnya terdapat dalam surah Al-An’am ayat 108. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan,” kutipnya.

Ia pun menjelaskan, sikap warga Turki yang membakar bendera Swedia merupakan langkah balasan yang terukur. Mereka tidak ingin penghinaan terhadap Islam dibalas dengan membakar kitab suci umat lain, “Umat Islam di Indonesia harus bijak menyikapinya dengan tidak membalas membakar kitab suci umat lain atau merusak rumah ibadah agama lain,” tuturnya. Tidak ada yang lebih parah dan menyedihkan adalah perang atas nama agama, padahal itu hanya urusan politik.

Ia meminta pemerintah mencekal Rasmus Paludan masuk ke Indonesia. Baginya, tidak layak bagi penista agama dan propagandis Islamofobia itu masuk ke Indonesia. Dengan kondisi Indonesia yang plural, tidak ada tempat bagi orang-orang yang tidak toleran. Ia menambahkan, Rasmus bisa memicu Islamofobia yang cenderung rasis, karena ketakutan yang berlebihan tanpa dasar terdapap Islam dan umat manusia yang meyakini agama itu.

KH Chriswanto sepakat dengan pernyataan Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) KH. Said Aqil Siradj, bahwa aksi pembakaran kitab suci Alquran adalah tindakan penistaan terhadap agama yang melukai hati umat Islam di seluruh dunia. Sekaligus menodai toleransi umat beragama, serta mencederai perdamaian dunia, “Kami prihatin, agar kasus pembakaran Alquran ini tidak menambah panjang krisis yang sedang melanda dunia. Kami tidak bisa menerima alasan demokrasi atau kebebasan berekspresi. Itu adalah wujud kebebasan berekspresi yang ugal-ugalan dan tidak menghormati hak asasi manusia,” tegas KH Chriswanto.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro sekaligus Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono mengatakan pembakaran kitab suci Alquran yang didalangi oleh salah satu pimpinan politik di Swedia merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan di era keterbukaan, globalisasi, dan era kemajuan teknologi komunikasi, “Kejadian semacam ini merupakan suatu langkah mundur perkembangan masyarakat yang semakin modern dan terbuka,” ujarnya.

Singgih menegaskan, aksi tersebut bila dilakukan pada abad 20 atau abad-abad sebelumnya, masih bisa dipahami. Ketika itu orang masih menonjolkan semangat sektarian dan nasionalisme yang berlebihan, “Tapi pada saat ini ketika kita hidup pada abad ke-21 tindakan seperti itu seharusnya tidak ada lagi,” tambahnya.

Menurutnya pascarevolusi industri 4.0 dan memasuki masyarakat 5.0 salah satu sikap yang diperlukan adalah adanya sikap toleransi, saling menghargai, sikap kebhinnekaan, sikap saling menerima perbedaan antara satu dengan yang lain. Baik dalam hal agama dan kepercayaan suku, ras, budaya ataupun antar golongan.

“Jika terjadi pembakaran kitab suci baik Alquran, Injil dan kitab suci lainnya, itu berarti masih memanfaatkan sentimen keagamaan untuk membangun kebencian dan membangun antipati kepada kelompok yang lain,” ungkapnya.

Fenomena di Eropa itu, kata Singgih sangat membahayakan proses konstruksi masyarakat 5.0 atau masyarakat pascarevolusi di era industri 4.0, “Saya kira di era saat ini jangan sampai masalah-masalah kepercayaan atau agama dan identitas itu dijadikan sebagai alat untuk membangkitkan kebencian, sehingga memicu konflik kekerasan sosial yang terjadi di tengah masyarakat,” papar Singgih.

Ia juga mengingatkan, pembakaran kitab suci yang terjadi pada era keterbukaan informasi, dapat memicu konflik dan kekerasan. Bahkan, bisa berimbas pada pembunuhan secara masal yang sangat berbahaya bagi kemanusiaan dan peradaban manusia, “Agama seharusnya lebih diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun secara universal,” tegasnya.

Singgih memaparkan solusi agar kejadian itu tidak berulang. Ia mengingatkan agar para pemeluk agama bersikap dan berperilaku yang baik, agar bisa memberikan manfaat kepada orang lain. “Sehingga dalam konteks itu, agama tidak mudah untuk dijadikan sebagai kampanye politik yang membangkitkan kebencian kelompok yang berbeda,” urainya.

Selain itu, tambah Singgih, jangan sampai kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi digunakan untuk memancing kemarahan atau reaksi dari kelompok lain yang bersifat destruktif. Kebebasan berekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan dan juga bisa dijiwai oleh semangat tepo sliro atau mawas diri, “Jika kita tidak mau dicubit maka jangan sekali-kali mencubit orang lain. Jika kita tidak mau disakiti, jangan menyakiti orang lain. Kita harus punya perasaan empati,” pungkasnya.

DPW LDII Jawa Barat mengadakan workshop Pengelola Media Publikasi yang di adakan di Kantor DPW LDII Jawa Barat

Sumedang- Sebanyak 50 peserta dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat mengikuti pelatihan admin pengelola aplikasi monitoring dan evaluasi, website, dan sosial media yang digelar oleh DPW LDII Jawa Barat melalui Biro Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT). Kegiatan tersebut, dihelat pada Sabtu (04/02) di Kantor DPW LDII Jawa Barat, Jatinangor, Sumedang.

Dalam sambutannya Ketua DPW LDII Jawa Barat, H. Dicky Harun mendorong para admin pengelola media publikasi dan aplikasi E-monev dapat meningkatkan konsistensinya dalam mempublikasikan laporan kegiatan di semua tingkatan, sehingga kinerja organisasi terukur dan transparan. “Informasi yang begitu deras, kita butuh ketepatan memberikan informasi. Kita butuh cara yang modern untuk melaporkan kegiatan, sehingga dapat termonitor,” ujarnya.

Ia menambahkan keterbukaan informasi mengenai kinerja organisasi perlu dipublikasikan kepada masyarakat luas untuk memberikan informasi yang tepat. “Di era keterbukaan informasi ini, perlu kita mafaatkan untuk menyampaikan kebaikan-kebaikan LDII, untuk memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat,” tambahnya.

Ia berharap sistem pelaporan kegiatan dalam aplikasi E-monev dapat terstruktrur dengan baik, sehingga memudahkan pemantauan kinerja organisasi, dan menghasilkan berita yang sesuai dengan kaidah yang berlaku. “Para peserta yang berjuang sebagai admin E-monev dan media sosial bukan hanya sekadar melaporkan foto saja, tetapi melaporkan dengan narasi dan caption yang beraturan. Sehingga menghasilkan berita yang layak,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Arif Nur Andono mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan konsistensi pelaporan aplikasi E-monev untuk memantau kinerja organisasi di semua tingatan. “Dari kegiatan ini, setahun kedepan pengisian E-monev menjadi lancar. Semua kegiatan dapat dilaporkan.,” ujarnya.

peserta pelatihan E-Monev Organisasi LdII

Para peserta dibekali dengan materi teknis upload konten website, YouTube, dan Instagram serta teknis pelaporan aplikasi monitoring dan evaluasi untuk mewujudkan transparansi kegiatan di semua tingkatan sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi dan termonitor secara real time.

Kegiatan ini digelar secara semi daring yang diikuti oleh para admin pengelola media publikasi, pengurus bagian TIAT, pengurus bagian Komunikasi Informasi dan Media (KIM), dan perwakilan dari dua pondok pesantren di bawah naungan LDII Jawa Barat. Harapannya kegiatan dapat memudahkan pemantauan kinerja organisasi.di semua tingkatan dan membangkitkan konsistensi publikasi mengenai karya dan kontribusi LDII kepada masyarakat. (FU/LINESTV)

Pengurus PC dan PAC LDII Se-Kota Depok Dikukuhkan, Ini Harapan DPW dan Ketua DPD LDII Depok

0

Cilodong, Depok (23/01). DPD LDII Kota Depok menggelar Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang dan Pimpinan Anak Cabang LDII se-Kota Depok masa bakti 2022-2027, pada Minggu, (22/01). Kegiatan bertempat di Gedung Hadist Kutubusittah, Kalimulya, Depok.

Kegiatan itu dihadiri oleh Ketua Biro Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan DPW LDII Jawa Barat, Ir. Dwi Hartono. Ia mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut. “Kegiatan ini sangat luar biasa, ini juga menjadi lanjutan dari Musda tahun kemarin,” katanya.

Musda DPD LDII Kota Depok pada tahun 2021 lalu, terpilih H. Chairul Baihaqi sebagai Ketua DPD LDII menggantikan H. Ratman Latief periode sebelumnya, “memang sudah seharusnya pengurus LDII memiliki legalitas dan kelengkapan organisasi yang sudah sesuai dengan AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga),” jelas Dwi.

Dwi menambahkan dengan pengukuhan dan pelantik ini, para pengurus DPD, PC dan PAC LDII Kota Depok ini, mampu meningkatkan sinergitas untuk membangun LDII yang lebih baik, “Semangatnya harus ditambah, keingintahuan dalam organisasi dan improvisasi dalam membangun LDII lebih ditingkatkan agar LDII semakin maju,” pungkasnya.

Disisi lain, Baihaqi menyampaikan setelah pelantikan ini, pengurus PC dan PAC agar lebih meningkatkan kontribusinya di masyarakat, “Untuk PC dan PAC bisa lebih aktif lagi di kelurahan maupun di kecamatan dalam bidang dakwah maupun sosial,” urainya.

Baihaqi juga menegaskan, siap melayani dan menjawab pertanyaan yang masuk dari PC dan PAC apabila dibutuhkan, ” Hanphone saya 24 jam always on, apabila PC dan PAC ingin sharing,” katanya.

Kurang lebih 200 peserta hadir dalam kegiatan ini dari 11 kecamatan yang ada di kota Depok. Adapun nantinya kedepan PC dan PAC dapat membantu dan bersinergi kepada DPD LDII dalam menjalankan Program utama DPP yaitu delapan Cluster LDII. (Irma/KIM*)

Forkom UB Jawa Barat Hadirkan Platform moBaroka untuk Mempercepat Digitalisasi Bisnis Syariah

0

Kota Bandung (5/8). Forum Komunikasi Usaha Bersama (Forkom UB) Jabar yang berada di bawah naungan Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) DPW LDII Jawa Barat menggelar pelatihan dan peluncuran platform moBaroka yang merupakan jaringan distribusi online untuk memberdayakan ekonomi berbasis syariah di Indonesia. Kegiatan peluncuran tersebut dilaksanakan pada Minggu (4/8), di GSG Sabilul Mutaqin, Kota Bandung.

Ketua DPW LDII Jawa Barat, H. Dicky Harun mengungkapkan peluncuran platform moBaroka bertujuan untuk memfasilitasi penggunaan teknologi digital dalam berbagai aspek operasional dan manajerial bisnis Usaha Bersama (UB) dan pengusaha yang berada di bawah naungan LDII Jawa Barat. “Kami melaksanakan peluncuran dan pelatihan platform moBarokah yang merupakan platform yang dibuat oleh Forkom UB Jabar di bawah naungan Biro EPM DPW LDII Jawa Braat untuk memfasilitasi UB dan pengusaha berkembang melalui digital,” ucapnya. Dicky Harun menekankan pentingnya pemahaman dan pemanfaatan bisnis digital, karena bisnis online dan teknologi digital adalah tren masa depan yang terus berkembang. Menurutnya tanpa digitalisasi, individu dan perusahaan akan tertinggal dan kesulitan bersaing di era yang semakin erat dengan teknologi. “Kita sudah masuk ke dunia digital kita tidak boleh dan tidak bisa menghindar. Untuk itu kita harus masuk dan menguasai digital sehingga pengusaha dan UB kita bisa berkembang,” lanjutnya. Selain itu, kemampuan dalam bisnis digital membuka pintu peluang kerja di berbagai sektor. Ia berharap kehadiran platform moBaroka bisa menjadi wadah UB dan pengusaha LDII untuk menjangkau pasar yang lebih luas. “Harapannya semua UB di Jawa Barat bisa berkembang. Tidak stagnan, harus maju memfasilitasi semua usaha-usaha warga LDII dan memfasilitasi UB agar mendapat peluang bisnis,” harapnya.

Kehadiran platform moBaroka juga diharapkan menjadi wadah untuk berkomunikasi antar UB di Jawa Barat, “Dari satu kota ke kota-kota lainnya saling terkoneksi sehingga bisa bekerja sama dengan baik, rukun dan kompak,” tutupnya. Kegiatan tersebut diikuti oleh pengurus Usaha Bersama dan pengusaha LDII di wilayah Koordinator Wilayah (Korwil) 4 Jawa Barat, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Cianjur.