Peristiwa Di Jabal Nur

0
46

Sejak pernikahannya dengan Khodijah binti Khuwailid. Muhammad bin Abdillah memulai hidup baru yang bahagia dan penuh cinta kasih. Nimat Allah telah mengangkat pemuda Muhammad dari kehiupan yatim piatu menjadi kaya yang terhormat. Tetapi semua itu tidak menjadikan Muhammad takabur dan sombong. bahkan sebaliknya, sifatnya yang rendah hati semakin terlihat.

Dalam bergaul dengan masyarakat ia selalu lapang dada dan menghargai orang lain. Bagi orang yang melihatnya pertama kali, akan timbuk rasa hormat dan segan, tatapi bagi orang yang telah bergaul dengannya, akan timbul rasa senang dan cinta kepadanya.

Namun demikian, Muhammad tidak hanyut begitu saja dengan pergaulan masyarakat yang setiap berhala mereka sembah dan puja, Justru hatinya gelisah setiap hari melihat pemandangan seperti itu, berhala – berhala yang tidak berguna. Tidak bisa memberi manfaat pada orang – orang yang menyembahnyadan tidak pula mendatangkan mudharat pada orang – orang yang meningggalkannya, tidak mampu mendatangakan rezeki maupun memberikan perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya. Ratusan berhala yang terpancang didalam dan disekitar ka’bah itu bahkan tidak pernah menciptakan apapun walau seekor nyamuk, tetapi masyarakat mekkah begitu antusias dengan segala kepatuhannya menyembah dan memuja muja patung yang mereka buat sendiri lalu mereka yakini sebagai tuhan. kesesatan dan kebodohan telah merasuk kedalam jiwa mereka.

Melihat kenyataan itu, nurani Muhammad merasa tergugah untuk tidak hanya merenung dan berdiam diri, sudah seharusnya ia mencari petunjuk siapa sesungguhnya tuhan yang sebenarnya, tuhan yang lebih layak untuk disembah, tuhan yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini.

kegelisahan Muhammad sampai terbawa dalam tidurnya, hingga suatu malam ia bermimpi melihat cahaya yang memancar terang. Cahaya kebenaran yang selama ini dicarinya. Semakin yakinlah ia bahwa masyarakat Mekkah telah sesat dari jalan yang benar. ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan mekkah, menjauhi segala kesibukan hidup dan keributan manusia.

sebuah gunung yang terletak 6 km setebelah utara mekkah menjadi tujuannya. Gunung tersebut menjadi yang paling tinggi di antara gunung lainnya, MUhammad mendaki sampai ke puncak gunung hingga menemukan sebuah gua kecil yang ia jadikan tempat menyendiri agar mendapat ketenangan jiwa serta merenungi kegelisahan hati yang terus berkecamuk dalam dirinya. Gunung itu kini dikenal dengan gunung Jabal Nur dan gua yang ada dipuncaknya bernama Gua Hira.

Hingga suatu malam, tatkala Muhammad sedang khusyu dalam renungannya, tiba tiba muncul sosok yang memerintahkannya ia untuk membaca “iqra..!” (bacalah). “Ma ana biqori;in..” (aku tidak bisa membaca). Serta merta sosok itu mendekap tubuh Muhammad dengan keras. Muhammad berusaha melepaskan diri sampai ia kelelahan hingga sosok itu pun melepaskan dekapnnya seraya berkata “iqra” dengan gemetar Muhammad menjawab, “Ma ana biqori’in” dan kembali sosok itu mendekapnya dan melilitnya dengan kuat kemudian dilepaskan kembali dan berkata yang ke tiga kalinya “iqra” dan jawaban Muhammad tetap sama lalu sosok itu mengatakan, :iqra bismirabbikal-ladzi khalaq – khalaqal insaana min ‘alaq – iqra warabbukal akram – alladzii ‘allama bil qalam – ‘allamal insaana maa lam ya’alam” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan Dia telah mencipatakan manusia dari segumpal darah bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia yang mengajar manusia dengan pena Dia mengajarkan manusia apa yang tida diketahuinya) QS 96 : 1-5.

Muhammad mengikuti kalimat demi kalimat yang di ucapkan oleh sosok itu, seiring dengan akhir kalimat yang ia ucpakan, sosok tersebut menghilang dari pandangannya. Muhammad makin bingung dan ketakutan dalam hatinya bertanya tanya, kejadian apakah yang barusan menimpanya, siapa sosok yang baru saja dilihatnya, mengamati sekelilingnya yang sepi tidak ada siapa siapa buru – buru Muhammad meninggalakan gau menyusuri celah – celah gunung menuju rumahnya dengan sejuta perasaan berkecamuk. Muhammad tidak mengerti apa arti kejadian itu, yang ada hanyalah perasaan takut dan bingung.

sesampainya dirumah tubuh Muhammad mengigil seperti terserang demam, Khadijah yang menyambut kedatangannya heran dengan keadaan tersebut. MUhammad berkata “Selimuti aku.. selimuti aku..” tanpa banyak bertanya khadijah membimbing Muahmmad ke tempat tidur dan menyelimuti seluruh tubuh suaminya, ketenangan khadijah saat mengahadpi suaminya yang sedang dilanda keatkutan serta pandangan penuh rasa kasih sayang yang terpancar dari matanya seolah memberi kekuatan pada Muhammad untuk mengendalikan perasaannya hingga berangsur – angsur rasa takutnya reda, Kemudian Muhammad menceritakan semua kejadian yang menimpanya seraya berkata “khadijah, apa salahku hingga aku mengalami kejadian seperti itu” dengan penuh hormat khadijah menjawab. “Suamiku. Tabahakan hatimu. Menurutku, Dzat yang menciptakan langit dan bumi tidak akan menganiaya kepada mu.Sebab engaku selalu mempererat tali persaudaraan, mau memikul beban orang lain, menghormati tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan” jawaban khadijah menumbuhkan rasa damai dan tentram dalam hati Muhammad yang sedang dilanda kekuatiran dan kegelisahan.

keesokan harinnya Muhammad dan Khadijah sepakat, untuk menemui waraqah bin naufal. seorang tua bijak beragama Nasrani yang masih konsisten menetapi dan memurnikan ajaran Nabi isa ‘Alaihissalam. Usianya sudah sangat renta dan kedua matanya telah buta karena usia, khadijah menceritakan semua kejadian suaminya, sementara waraqah menyimak dengan seksama. Tiba-tiba waraqah terhenyak dari duduknyasaat khadiajah mengakhiri ceritanya, sontak ia berkata “Namus..!” itulah Namus seperti yang pernah datang pada Nabi Musa, Muhammad Nabi Umat ini! Muhammad adalah nabi yang pernah diceritakan dalam kitab injil alan turun di akhir jaman” (Namus adalah sebutan lain untuk malaikat Jibril).

“Oh.. andaikan usiaku masih muda, andai umurku masih panjang, pasti aku akan membela Muhammad pada saat dia diusir dari kaumnya” lanjut Warawah. Muhammad pun bertanya, “Apakah orang -orang akan mengusirku?” “Betul, tidaklah seseorang datang menyampaikan (kebeneran) seperti apa yang kau bawa, kecuali dia akan memushimu, seandainya aku masih hidup aku akan memeperkuat dan menolongmu” jelas Waqah.

Terang sudah bahwa yang mendatangi Muhammad di gua hira itu adalah malaikat jibril yang diutus oleh Allah menyampaikan ayat -ayat Nya yang ditulis oleh Allah menyampaikan ayat – ayat sebagai wahyu pertama kepadanya. Dengan demikian Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib telah di angkat oleh Allah menajdi Nabi dan Rasul yang terakhir untuk menegakan agama Allah dimuka bumi, keturuanan Bani Hasyim yang jujur dan berbudi luhur, di usianya yang ke 40 telah menjadi Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Nabi Muhammad Utusan Allah, Semoga Allah limpahkan Rahmat dan kesejahteraan kepadanya.

Nabi Muhammad seiap mengemban tugas berat memberantas segala kemusyrikan dan kebatilan di muka bumi hingga Allah mendatangakan kemenangan dan kejayaan

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

“Maha Suci Allah yang telah menuruunkan Furqan (Al – Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad) agar dia menjadi pemeberi peringatan kepada seluruh alam” QS. 25 : 1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini