Sendu dan senyap menyentuh relung hati. Kali ini datang tatkala meresapi stereotipe umumya orang jawa, Ketemu temen senyum. Ketemu orang tak dikenal senyum. Berpapasan senyum, disorot kamera juga senyum, Bahkan yang jelas mau dihukum matipun, Kedua bibirnya masih menyungging senyuman, pokoknya banyak aspek kehidupan diaktualisasikan dengan banyak tersenyum, yang kemudian melahirkan sebutan orang jawa yang berperilaku indah dan berbudi luhur. Terkenal dan membahana
untuk itulah, perlu kiranya belajar bagaimana bisa memahami dengan baik sebuah senyuman. Ia sebagai karakter atau suma hiasan semata. Sebagai pembawaan lahir atau bentukan lingkungan. Benar-benar tulus atau hanya karena kebiasaan. Sebab dengan kemajuan pendekatan terkini, senyuman menjadi senjata untuk berlindung dari banyak maksud dan tujuan, namun hati kecil ini berbisik sangat setuju dengan pernyataan diatas, orang jawa memang sumeh. Apalagi bagi setiap jiwa yang mekar karena mengenal dalil senyum adalah sedekah. Makin menyibak rahasia kehidupan.
Penggalian lebih dalam lagi, sungguh mengaggumkan. Telah ditemukan dasar pencerahan yang pernah disampaikan oleh orang orang pilihan sebagai pijakan pembelajaran dan pemahamn.
Dari abdullah, dia berkata, “sesungguhnya Allah membagikan akhlak di antara kalian sebagaimana Allah membagikan rezeki di antara kalian.” (HR Bukhari, Al- Adab al-Mufrad)
ada paparan lain sebagai pembanding yang disampaikan orang terbaik di muka bumi ini, rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya anak adam itu diciptakan dengan keadaan/tingkatan yang bermacam-macam. Ketahuilah bahwa diantara mereka ada yang sulit marah dan (apabila marah) cepat reda, ada yang cepat marah dan cepat reda, ada juga yang sulit marah dan susah reda. Yang demikian itu dengan demikian. Ketahuilah sesungguhnya sebagian mereka ada yang susah reda marahnya tetapi cepat marah. Sebaik baiknya mereka adalah yang susah marah dan (apabila marah) cepat reda, dan yang paling jelek adalah yang cepat marah dan susah reda.”(HR. Tirmidzi)
Selanjutnya dalam sebuah dialog istimewa, lahirnya pembelajaran indah mengenai apa itu akhlak. Menjelskan runutan dan tuntutan dalam usaha menghias diri dengan akhlak yang mulia.
Rasulullah SAW bersabda kepada Asyaj abdul Qois: “Sesungguhnya dalam dirimu ada dua ahklak yang dicintai oleh Allah, yakni al hilm (kemurahan hati) dan al anah (kesabaran). Kemudian dia bertanya: “dua ahlak yang aku berakhlak denganya ataukah aku diciptakan atas keduanya?” Rasulullah Saw pun menjawab; “Engkau diciptakan atasnya” kemudian asyaj absul qois berkata “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakanku dengan apa yang engkau cintai.” (Shohih jami’ shoghir – hadist no. 2132)
Dengan demikian semakin jelas dan membuka wawasan hati bahwa akhlak, selain sebagai sifat bawaan, dapat diubah dandapat diperoleh dengan latihan, pembiasaan dan pembinaan. Seorang anak tumbuh sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh pendidik anak agar menjauhkan mereka dari akhlak tercela. Dan juga menjauhkan mereka agar tidak membiasakan hal tersebut. atujuannya agar ahklak mereka tidak tertanam sifat tercela pada dirinya. Karena akhlak tercela dapat menyebabkan haramnya kebaikan dunia dan akhirat.Beliau berkata: “Hendaknya orang tua menjauhkan anak dari berbohong dan khianat, karena apabila anak mudah melakukannya maka rusaklah kebahagiannya didunia dan di akhirat dan dia diharamkan dari kebaikan.”
Imam Al-ghozali menegaskan bahwa akhlak yang baik itu dapat diperoleh dengan 2 cara. Pertama dengan karunia/kemurahan Allah. Yakni seseorang dilahirkan dalam keadaan sempurna akalnya dan baikakhlaknya, sifat da;am dirinya diciptakan dengan keadaan berimbang, Kedua dengan membiasakan dan berusaha keras dalam menerapkan/melaksanakan akhlak tersebut. Sebagai contoh orang yang ingin memeliki sifat dermawan hendaknya dia membiasakan dirinya untuk memberi. Sehingga lama kelamaan dapat menjadi tabiatnya, begitu pula apabila ingin memiliki akhlak tawadhu’ maka hendaklah melatih dan membiasakan dirinya untuk melazimi sifat tawadhu’ dalam jangka yang lama.
Begitulah pemahaman sederhana memiliki akhlak yang mulia. Semoga yang sedikit ini menjadi lentera hati. Aamiin./*