Fa’aina tadzhabuun (Harta)

0
70

Burung adalah perumpamaan ‘manusia’. Sangkar adalah ‘alam fana’. Diluar sangkar adalah ‘alam baqa’. Saat keluar dari sangakar adalah ‘kematian”. Makanan adalah ‘rezeki’ atau dalam arti yang lebih luas adalah ‘harta’. Mengirim balik makanan keluar sangkar artinya ‘infaq-shodaqoh’

Jadi manusia yang sebagian rezekinya dikeluarkan untuk infaq-shodaqoh, maka di akhirat akan kaya raya. Sedangkan manusia yang minim sodaqoh-infaq maka di akhirat nanti akan miskin.

Dan perumpamaan diatas, nampak bahwa harta yang dihabiskan selama hidup adalah harta sementara alias temporer alias ‘harta fana”, sedangkan harta yang di infaq-shodaqohkan adalah harta permanen ‘harta baqa’

Harta Bekal Jihad Penukar Sorga

 Didalam As-Shof Allah berfirman: “Hai orang -orang yang beriman, maukah kalian aku tunjukan dengan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari api neraka?”

inilah caranya: berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan berjihadlah di jalan Allah dengan harta dan diri. Jihad tidak bisa hanya badan telanjang bulat. Minimal memakai baju. Membawa perbekalan. Kalau zaman dulu syia’ar islam dengan naik unta membawa pedang. Kalau sekarang amar ma’ruf nahi mungkar naik angkot membawa tas berisi Al-Qur’an Al-Hadist dan handphone.

‘Sorga adalah desa-Ku, harta adalah harta-Ku, maka tukarkan lah sorga-Ku dengan harta-Ku’

Mestinya bulu roma berdiri bagi yang pertama mendengar hadist qudsi diatas. Betapa tidak? Surga punya Allah. Harta punya Allah. Tukarkan harta punya Allah dengan sorga punya Allah. Jadi modal manusia apa?

Apakah Allah perlu bantuan? Ya. Firman Allah: “Barang siapa yang meminjamkan hartanya kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakannya. Di hadist qudsi disebutkan Allah berfirman: Anfiq unfiq ‘alaika-berinfaqlah engkau kepada-Ku maka aku akan memberi infaq kepadamu.

Mencari Harta

ada 3 mendapatkan harta. Pertama, menjadi anak orang kaya. Ini sulit,karena punya orang tua kaya itu diluar kendali anak. Kedua kawin dengan anak orang kaya, iini juga sulit karena orang kaya biasanya idem, maunya kawin dengan anak orang kaya yang selevel, yang mungkin lebih mudah adalah kawin dengan duda atau janda kaya. Ketiga bekerja keras

Cara ketiga itu juga sesuai dengan ilmu yang diajarkan dipesantren: kerja mengpeng tirakt banter muhjid-muzhid. Sholat dhuha. Memperbanyak do’a minta rezeki yang halalan thoyyiban.

Ya Allah jika rezeki masih digantung di langit, turunkanlah, dan jika masih terpendam didalam bumi keluarkanlah, danjika masih susah maka mudahkanlah dan jika masih kotor maka bersihkanlah.

ada banyak sekali do’a baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadist tentang meminta rezeki. Tinggal mengamalkannya saja, sambil kerja keras

Harta Abadi

Manusia mati hanya di bungkus kain kafan. Semua akan ditinggalkan untuk ahli warisnya. Harta di bagi sesuai faroidnya, hutang di bagi sesuai ksepakatan, siapa ahli waris yang mampu.

Harta yang akan dibawa menjadi bekal di akhirat, bukanlah harta yang ditinggalkan, tetapi harta yang diinfaq-shodaqohkan seamasa hidup dan harta yang dipakai sampai rusak.

Suatu ketika seorang sohabat shodaqoh dan diletakan di masjid, sohabat tersebut kemudian mengamati dari jauh, eh ternyata yang mengambil shodaqohnya itu seorang maling. Dengan perasaan tidak nyaman, keeseokan harinya dia kemabali meletakan shodaqohnya dimesjid, dengan harapan di ambiil oleh orang miskin, eh ternyata yang mengambil shodaqohnya lebih gawat lagi yaitu seorang PSK

Merasa kecewa dengan shodaqohnya tersalur ke manusia manusia seperti itu, dengan lesu sohabat tadi laporan kepada Nabi. Bagaimana jawaban Nabi? Ternyata shodaqohnya diterima, Itulah harta abadi yang akan diperolehnya kembali di akhirat nanti.

Baju atau barang yang dipakai sampai rusak, itulah harta yang akan ketemu menjadi miliknya di akhirat, Bagaimana dengan hadiah? Hadiah termasuk shodaqoh jadi janganpernah menolak pemberian, demi memberikan kesempatan kepada yang memberikan untuk memperolehnya kembali di akhirat, sebagai hartanya yang abadi.

Elmu tuntut dunya siar- pelajarilah ilmu,carilah dunya, itu kata orang tua buhun, begirtu keluar dari kandunganb, seorang bayi secara naluri akan mencari susu. Untuk mempertahankan hidup. Oleh ibunya seorang anak kemudian diajari ilmu memburu, ilmu mencariikan, ilmu mencari buah buahan, itu zaman baheula. sekarang anak anak disekolahkan, dikuliahkan, mencari ilmu untuk bekal mencari nafkah bukan?

Untuk ukuran sekarang, lihatlah ketika seorang menginjak usia 30 tahun, akan mulai kelihatan bagaimana kondisi ‘hartanya’. Sudah punya rumah? Sudah naik haji? Sudah punya kendaraan? Lalu meningkat diusia 40 tahun, 50 tahun dst.

Yang tidak tampak adalah, berapa banyak yang akan menjadi harta abadinya di akhirat nanti, akankah hartanya akan dihabiskan di dunia? Atau sebagian diinfaq shodaqohkan? Akankah hartanya hanya menjadi rebutan ahli-warisnya? Atau di akhirat nanti akan menyambutny dan menjelma menjadi harta yang berlipat lipat? Apakah hartnya akan dipakai keliling dunia? Atau dipakai untuk bekal naik haji dan umroh? Apakah hartanya hanya untuk membangun villa atau membeli apartemen? atau hartanya dipakai membangun masjid sehingga Allah akan membangunkannya rumah di sorga? Fa Aina Tadzhabuun./*

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini